Kamis, 26 September 2013

PEMERIKSAAN PADA VAGINA,SERVIK, DAN PERINIUM


A.    PEMERIKSAAN PADA VAGINA
1.      Tujuan
tujuan pemeriksaan vagina :
a.       untuk mengambil specimen Vagina Swab untuk culture dan sensitivity ii) Papanicolau smear
b.      untuk menilai kemajuan labor
c.       untuk mengesahkan sama ada ibu berada di palse labour atau true labor

2.      Cara
Terdapat dua cara pemeriksaan vagina iaitu pemeriksaan vagina secara digital (dengan memasukkan jari ke dalam vagina) dan pemeriksaan speculum.

3.      Indikasi
mengesan probable signs kehamilan seperti :
a. Hegar's Sign 

Ø menilai (asseing) softening dan compressibillity isthmus di antara 6 hingga 12 minggu gestasi.
b.  Osiander's Sign
Ø tambahan pulsation of blood di dalam ateri uterus di mana ianya boleh dirasai dengan jari di bahagian lateral vaginal fornices pada 8 minggu gestasi
c. Pelvic assesment
Ø apabila primigradiva (ibu yang mengandung kali pertama), kepala fetus tidak engaged(turun) semasa 38 minggu kehamilan bagi mengesan Cephalo Pelvic Dispropotion.
d.Lewat Kehamilan
Ø untuk melakukan Bishop Score bagi menentukan serviks seseorang itu sesuai atau tidak untuk induction  of labour.
e. Infeksi
Ø untuk mengambil High Vagina Swab iaitu contoh spesisemen jika seseorang itu mengalami discaj yang banyak/ abnormal dari vagina
f.  Semasa labor 
Ø untuk mengesahkan klien dalam true labor atau false labour
Ø menilai progress labour melalui pembukaan os, effacement of cervix dan station
Ø mengesahkan presentasi fetus dalam kes kes di mana ibu terlalu obese atau primigravida

4.      kontraindikasi
Kontraindikasi untuk melakukan pemeriksaan vagina :
a.       placenta previa
b.      antepartum haemorrhage
c.       premature labor
d.      Intra uterine dead (boleh meningkatkan kadar infeksi)

B.     PEMERIKSAAN PADA SERVIK
1.      Pengertian
Test atau Pemeriksaan Pap Smear adalah metode (screening) ginekologi, merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) menggunakan alat yang dinamakan speculum, dan bisa dilakukan oleh dokter kandungan.

2.      Tujuan
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya HPV ataupun sel karsinoma penyebab Kanker Leher Rahim, sejak dini. Pemeriksaan ini lebih diutamakan pada perempuan yang sudah pernah melakukan hubungan seksual.

3.      Cara pemeriksaan
Pemeriksaan pada servik bisa dilakukan dengan pap smear

4.      Persiapan pap smear
Apabila anda berencana melakukan Pemeriksaan Pap Smear sehingga hasil yang dihasilkan akurat, sebaiknya anda menghindari beberapa hal sebagai berikut:

·      Lakukan Pemeriksaan Pap Smear ketika anda Tidak sedang haid atau ada perdarahan. Lakukan Pemeriksaan Jika tiga hari sesudah haid selesai.
·      Tidak boleh berhubungan seksual, minimal tiga hari (3x24 jam).
·      Tidak boleh memakai douch, cairan pembersih vagin atau antiseptik sejenisnya yang dimasukkan ke dalam vagina (Namun untuk membersihkan daerah bagian luar vagina masih diperbolehkan).
·      Tidak sedang hamil. Lakukan Pemeriksaan papsmear sebaiknya dilakukan dua atau tiga bulan setelah melahirkan, atau ketika darah nifas sudah bersih.
5.      Cara kerja pap smear
Pap smear sebaiknya dilakukan minimal satu kali dalam satu tahun. Pap Smear dilakukan di atas meja ginekologi oleh seorang dokter kandungan, dengan langkah pemeriksaan Pap Smear adalah sebagai berikut:
·      Pemeriksaan dalam ini menggunakan spekulum yang berfungsi untuk membuka liang vagina.
·      Sesudah terbuka pemeriksa dilakukan dan cairan leher rahim diambil menggunakan s spatula dan suatu sikat kecil yang halus. Cairan dari serviks tersebut kemudian dioles pada object glass dan dibawa ke laboratorium untuk proses dan membutuhkan waktu sekitar 3–7 hari untuk didapatkan hasilnya. 
·      Dari hasil pemeriksaan diketahui apakah sel-sel leher rahim normal atau sudah menunjukkan tanda-tanda tidak normal (gejala awal kanker serviks)
·      Dari 80 persen sel yang tidak normal belum tentu merupakan Gejala kanker Serviks, karena hanya bisa disebabkan oleh virus yang terinfeksi atau karena peradangan sebab lain pada Vagina. jika dilihat dari perbandingan, mungkin hanya sekitar 10 % hasil pap smear yang bermasalah. Dan dari seluruh hasil pap smear yang menunjukkan masalah, hanya sekitar satu persen saja yang berpotensi untuk berkembang menjadi kanker serviks.
6.      Pentingnya pemeriksaan pap smear
a.       Wanita yang memiliki faktor risiko tinggi dianjurkan melakukan pap smear satu tahun sekali. Namun untuk wanita yang sebelumnya didapatkan hasil pemeriksaan abnormal, dianjurkan melakukan Pemeriksaan Pap Smear lebih sering sesuai saran dokter.

b.      Wanita yang sudah melakukan pengangkatan kandungan tanpa disertai pengangkatan mulut rahim tetap disarankan melakukan Pemeriksaan Pap Smear minimal setahun sekali.
c.       Wanita menopause tetap berisiko menderita kanker serviks, sehingga tetap berisiko untuk kanker serviks dan tetap harus melakukan Pemeriksaan Pap Smear. 
d.      Wanita yang berusia 67 tahun bahkan baru boleh berhenti melakukan Pemeriksaan Pap Smear apabila dua tahun berturut turut, hasil pap smear-nya normal.

C.     PEMERIKSAAN PERINIUM
1.      Indikasi pemeriksaan
Indikasi untuk pemeriksaan seperti itu mencakup kondisi berikut :
a.       Aliran menetap atau sedikit aliran perdarahan pervaginam berwarna merah terang, dari bagian atas tiap laserasi yang diamati, setelah kontraksi uterus dipastikan.
b.      Persalinan cepat atau presipitatus.
c.       Manipulasi serviks selama persalinan
d.      Dorongan maternal (mengejan) sebelum dilatasi serviks lengkap.
e.       Pelahiran pervaginam operatif dengan forsep atau vakum.
f.       Pelahiran traumatik, misalnya distosia bahu.

2.      Tujuan pemeriksaan
Untuk mengetahui keadaan perinim ibu setelah melahirka ada ruptur atau tidaknya.

3.      Macam dan ciri ruptur pada perinium
a.       Derajat pertama: laserasi mengenai mukosa dan kulit perineum, tidak perlu dijahit.
b.      Derajat kedua: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit dan jaringan perineum (perlu dijahit).
c.       Derajat ketiga: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum dan spinkter ani.

d.      Derajat empat: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum dan spinkter ani yang meluas hingga ke rektum. Rujuk segera.
e.       Ruptur pada prinium juga bisa disebabkan karna episiotomi pada saat persalinan.
1.      Induikasi dilakukan episiotomi
Ø  Gawat janin
Ø  Persalinan per vaginam dengan penyulit (sungsang, tindakan vakum ataupun forsep).
Ø  Jaringan parut (perineum dan vagina) yang menghalangi kemajuan persalinan.

4.      Penanganan ruptur pada perinium
Melakukan  penjahitan pada perinium di mulai dari laserasi derajat 2-4,  sedangkan pada derajat 1 cukup dibersihkan dan diberikan terapi.

5.      Penjahitan
1.      Tujuan penjahitan
a.    Untuk menyatukan kembali jaringan yang luka.
b.   Mencegah kehilangan darah.

2.      Hal yang perlu diperhatikan
Dalam melakukan penjahitan perlu diperhatikan tentang:
a.       Laserasi derajat satu yang tidak mengalami perdarahan, tidak perlu dilakukan penjahitan.
b.      Menggunakan sedikit jahitan.
c.       Menggunakan selalu teknik aseptik.
d.      Menggunakan anestesi lokal, untuk memberikan kenyamanan ibu.

3.      Nasehat untuk pasien setelah dilakukan penjahitan perinium
a.       Menjaga perineum ibu selalu dalam keadaan kering dan bersih.
b.      Menghindari penggunaan obat-obat tradisional pada lukanya.
c.       Mencuci perineum dengan air sabun dan air bersih sesering mungkin.
d.      Menyarankan ibu mengkonsumsi makanan dengan gizi yang tinggi.
e.       Menganjurkan banyak minum.
f.       Kunjungan ulang dilakukan 1 minggu setelah melahirkan untuk memeriksa luka jahitan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar